Dakwah Nabi Muhammad Saw Beserta
Sahabatnya
Sebagaimana diketahui, kota Mekkah merupakan pusat agama
bagi bangsa Arab. Di sana terdapat para pengabdi Ka’bah dan pengurus berhala
serta patung- patung yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab. Sehingga
untuk mencapai tujuan, yaitu melakukan perubahan di kota Mekkah,
akan lebih sulit dan sukar jika dibandingkan apabila hal tersebut jauh darinya.
Karenanya, dakwah membutuhkan tekad baja yang tak mudah tergoyahkan
oleh beruntunnya musibah dan bencana yang menimpa.
Rasulullah SAW di kala mengasingkan diri di Gua
Hira dengan perasaan cemas dan khawatir tiba-tiba terdengar suara dari langit,
beliau menengadah tampak malaikat jibril. Beliau menggigil, ketakutan
dan pulang minta kepada isterinya untuk menyelimutinya. Dalam
keadaan berselimut itu datang Jibril menyampaikan wahyu yang ke dua yaitu
surat Al Muddatsir (QS 74 ayat 1-7).
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
يا
أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (3)
وَثِيابَكَ فَطَهِّرْ (4)
وَالرُّجْزَ
فَاهْجُرْ (5) وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (6) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (7)
Artinya
: “ Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan, dan tuhanmu
agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah
berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih baik, dan untuk (memenuhi perintah) rabbmu
bersabarlah.”
Dengan turunnya wahyu ini Rasulullah SAW
mendapat tugas untuk menyiarkan agama Islam dan mengajak umat manusia menyembah
Allah SWT.
1) Menyiarkan
Agama Islam Secara Sembunyi-Sembunyi
Pertama-tama dilakukan oleh Rasulullah Saw adalah menawarkan
islam kepada orang-orang yang dekat hubungannya dengan beliau, keluarga serta
sahabat-sahabat karib beliau. Beliau mengenal mereka sebagai orang-orang yang
mencintai Allah dan kebaikan, sedang mereka yang mengenal beliau sebagai sosok
yang selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran dan keshalihan. Kebesaran jiwa
Rasulullah serta kebenaran berita yang dibawanya merespons dengan baik da’wah
beliau.
Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam
adalah:
a. Siti
Khadijah (Istri Nabi Muhammad SAW)
b. Ali Bin
Abi Thalib (Paman Nabi Muhammad SAW)
c. Zaid Bin
Haritsah (Anak angkat Nabi Muhammad SAW)
d. Abu Bakar
Ash-Shidiq (Sahabat Dekat Nabi Muhammad SAW).
Orang-orang yang masuk Islam dengan perantaraan
Abu Bakar Ash-Shidiq yaitu:
a. Utsman
Bin Affan
b. Zubair
Bin Awwam
c. Saad
Bin Abi Waqqash
d. Abdurahman
Bin Auf
e. Thalhah
Bin “Ubaidillah
f. Abu
Ubaidillah Bin Jarrah
g. Arqam Bin
Abil Arqam
h. Fatimah
Binti Khathab
Mereka itu diberi gelar “As-Saabiqunal
Awwaluun” Artinya orang-orang yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk
Islam dan mendapat pelajaran tentang Islam langsung dari Rasulullah SAW di
rumah Arqam Bin Abil Arqam.
2). Menyiarkan Agama Islam Secara
Terang-Terangan
Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW dakwah secara
sembunyi sembunyi dari satu rumah ke rumah lainnya. Kemudian turun surat Al
Hijr: 94 (QS 15 ayat 94).
Artinya”Maka sampaikanlah secara terang-terangan
segala apa yang telah diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang
musyrik (QS Al Hijr : 15).
Dengan turunnya ayat ini Rasulullah SAW
menyiarkan dakwah secara terang-terangan dan meninggalkan cara
sembunyi-sembunyi. Agama Islam menjadi perhatian dan pembicaraan yang ramai
dikalangan masyarakat Makkah. Islam semakin meluas dan pengikutnya semakin
bertambah.
Orang-orang Quraisy marah dan melarang penyiaran
islam bahkan nyawa Rasul terancam. Nabi beserta sahabatnya semakin kuat dan
tangguh tantangan dan hambatan dihadapi dengan tabah serta sabar walaupun
ejekan, cacian, olok-olokan dan tertawaan, menjelek-jelekkan, melawan al-Qur’an
dan memberikan tawaran bergantian dalam penyembahan.
Dakwah secara terangan ini walaupun banyak
tantangan banyak yang masuk Agama Islam dan untuk penyiaran Islam Nabi SAW ke
Habasyah (Etiopia) ini dilakukan karena di mekkah pengikutnya sering di
aniyaya, sehingga Rasulullah SAW bersabda pada pengikutnya;” jikalau kamu
berpindah ke negeri Habsy adalah lebih baik karena disana ada seorang raja yang
wilayahnya tidak ada seorangpun yang dianiyaya. Sehingga Allah menjadikan suatu
masa kegirangan dan keluasaan kepadamu daripada keadaan seperti sekarang “
hijrah ini dilakukan 2 kali. Untuk yang kedua kalinya raja Habsy memeluk agama
islam. [2] kemudian hijah
ke Thaif, dan Yatsrib (Madinah). Sehingga Islam meluas dan banyak pengikutnya.
Pada masa kerasulan Nabi Muhammad SAW th ke 10
pada saat “Amul Khuzni”artinya tahun duka cita yaitu Abu Thalib (pamannya
wafat) dan siti Khadijah (istri nabi juga wafat) serta umat Islam pada
sengsara. Ditengah kesedihan ini Nabi Muhammad dijemput oleh Malaikat Jibril
untuk Isra’ Mi’raj yaitu sebuah perjalanan dari masjidil Aqsha ke Masjidil
Haram dan dari Masjidil Haram menuju ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah
SWT untuk menerima perintah shalat lima waktu.
Ketabahan
Nabi Muhammad Saw Beserta Parasahabatnya Dalam Berdakwah
Pada
mulanya, dakwah Nabi Muhammad di Makkah dimulai dari sanak keluarga dan kerabat
dekat. Itupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, di rumah salah seorang
sahabat yang bernama Al Arqom bin Abil Arqom Al Makhzumi. Upaya tersebut
membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Kurang lebih tiga tahun ada 39
orang yang menyatakan iman dan Islam, semuanya dari kerabat dekat dan
sahabat-sahabat yang lain. Di antara kerabat dekat yang masuk Islam waktu itu
antara lain Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid bin Haritsah. Khadijah,
istri nabi, orang yang cukup terpandang dan kaya raya. Abu Bakar, seorang
dermawan yang kaya raya. Ali bin Abi Tholib, seorang pemuda yang cukup cerdas
dan dihormati. Dengan masuk Islamnya orang-orang tersebut membawa pengaruh
besar pada dakwah nabi sampai masa berikutnya. Karena orang-orang tersebut
cukup dihormati di kalangan orang-orang Quraisy.
Di
antara sahabat yang menyusul masuk Islam antara lain Usman bin Affan, Zubair
bin Awwam, Saad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Fatimah binti Khatab serta
suaminya (Said bin Zaid), Arqam bin Abil Arqam, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka
termasuk “Assabiqunal Awwalun”, yakni orang-orang yang pertama kali masuk
Islam. Dakwah secara terang-terangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. mendapat
reaksi cukup keras dari para pemuka dan tokoh Quraisy, antara lain Abu Lahab
(Abdul Uzza), Abu Jahal, Umar ibnu Khatab (sebelum masuk Islam), Uqbah bin Abi
Muatih, Aswad bin Abdi Jaghuts, Hakam bin Abil Ash, Abu Sufyan bin Harb
(sebelum masuk Islam), Ummu Jamil (istri Abu Lahab). Reaksi keras yang
dilakukan oleh para tokoh Quraisy tersebut antara lain berupa ejekan, hinaan,
hasutan, ancaman, dan penganiayaan secara fisik. Hal yang sama juga dilakukan
kepada orang-orang Quraisy sendiri, agar tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad.
Namun, Rasulullah tetap tabah dan sabar, dakwah pun tetap dijalankan. Bahkan
semakin terang-terangan dan meluas ke wilayah lain.
Menghadapi
sikap Rasulullah tersebut orang-orang Quraisy bertambah marah, bahkan pernah
merencanakan akan melakukan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad. Rencana tersebut
dilakukan menjelang Nabi Muhammad akan hijrah ke Madinah. Atas pertolongan
Allah SWT, waktu itu Nabi selamat dari rencana pembunuhan tersebut. Kemudian
bisa hijrah ke Madinah. Meskipun Nabi Muhammad saw. dengan susah payah dalam
berdakwah karena mendapat tantangan dari Kaum Quraisy, tetapi makin hari makin
didengar orang sehingga makin banyak pengikutnya. Dakwah Nabi Muhammad di Makah
dilakukan kurang lebih selama 13 tahun, dan selebihnya selama 10 tahun Nabi Muhammad
berada di Madinah. Ketika berdakwah di Makkah, tantangan yang dihadapi oleh
Rasulullah dan para sahabat begitu besar.
Meneladani Ketabahan Nabi Muhammad
Saw Dan Parasahabatnya Dalam Berdakwah
Dari
uraian sejarah di atas dapat diambil pelajaran yang sangat berharga dari cara
cara dakwah Rasulullah yang harus diteladani oleh umat islam, antara lain
adalah:
- Nabi Muhammad berdakwah dengan
keteladanan. Sebelum beliau menyampaikan sesuatu, maka beliau terlebih dahulu
melaksanakanya. Jadi, disamping dakwah dengan lisan, dakwah juga dilakukan
dengan perbuatan, sikap, dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.
- Disampaikan dengan penuh
kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa yang halus dan lemah lembut
serta dengan bahasa yang mudah dipahami.
- Rasulullah saw. memposisikan
para pengikutnya sebagai sahabat, hal ini tercermin dalam sebutan para
pengikutnya yakni dengan sebutan ‘sahabat’. Cara seperti ini menimbulkan
rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam nyata-nyata diterapkan
kesetaraan.
- Rasulullah saw. selalu bersama
para sahabat-sahabatnya baik dalam keadaan suka maupun duka, dengan
demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam yang
sangat kuat. Dalam berdakwah Rasulullah saw. tidak pernah memaksakan
kehendak, Rasulullah saw hanya menyampaikan ajaran dari Allah SWT, dan
memberikan pemahaman secara rasional dan dengan hati yang jernih.
Mengikuti atau tidak hal itu menjadi hak pribadi masing-masing. Dengan
kata lain, dalam berdakwah Rasulullah saw tidak pernah menggunakan
cara-cara kekerasan